JAKARTA - Aplikasi jasa layanan ojek, Grab, sedang menjajaki kemungkinan untuk melantai di pasar bursa saham Amerika Serikat pada tahun ini. Tiga sumber Reuters mengatakan aksi korporasi tersebut didorong oleh minat investor yang kuat untuk melakukan panawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO).
Seorang sumber mengatakan dari IPO tersebut Grab diperkirakan dapat meraup dana setidaknya USD2 miliar atau Rp28,14 triliun (Kurs Rp14.070 per USD). Dengan demikian, aksi korporasi itu kemungkinan akan menjadi IPO di luar negeri terbesar oleh perusahaan Asia Tenggara.
Baca juga: 6 Fakta BEI Kedatangan 2 Tamu Baru di 2021
"Pasarnya bagus dan bisnisnya berjalan lebih baik dari sebelumnya. Ini seharusnya baik untuk pasar umum," katanya mengutip VoA Indonesia, Jakarta, Senin (18/1/2021).
Rencana tersebut, termasuk besaran saham yang ditawarkan dan waktu, belum difinalisasi dan tergantung dengan kondisi pasar, kata sumber tersebut, yang menolak untuk disebutkan namanya karena tidak berwenang untuk berbicara tentang masalah tersebut.
Baca juga: Gojek dan Tokopedia Belum Masuk Daftar IPO 2021
Grab, yang didukung oleh sejumlah perusahaan terkemuka, termasuk SoftBank Group Corp dan Mitsubishi UFJ Financial Group, telah berkembang pesat. Dari awal sebagai usaha transportasi daring di Malaysia pada 2012, Grab tumbuh menjadi usaha rintisan (startup) paling bernilai dengan kapitalisasi aset lebih dari USD16 miliar.