NEW YORK - Wall Street ditutup naik tipis pada perdagangan Selasa (12/1/2021) waktu setempat. Hal ini dikarenakan investor menanti musim laporan keuangan dan memantau perkembangan di Washington setelah serbuan di Capitol AS.
Ketika Demokrat bergerak untuk mendakwa Trump karena menghasut amukan mematikan minggu lalu, Trump pada Selasa membantah melakukan kesalahan dengan mengatakan bahwa komentar publiknya pada hari serangan itu "sangat tepat.
Baca juga: Wall Street Melemah Diserang Aksi Ambil Untung
Selain itu, Washington Post melaporkan bahwa kantor FBI di Virginia mengeluarkan peringatan internal sehari sebelum invasi Capitol bahwa para ekstremis berencana datang ke Washington dan berbicara tentang "perang".
Penyangkalan Trump dan cerita FBI, yang bertentangan dengan anggapan bahwa pemerintah tidak mengharapkan serangan, "sorot fakta bahwa masih banyak masalah di negara ini dan kami memiliki banyak kemajuan sebelum kami benar-benar dapat maju," kata Michael O'Rourke, kepala strategi pasar di JonesTrading di Stamford, Connecticut.
Baca juga: Wall Street Cetak Rekor, Indeks Nasdaq Pimpin Penguatan
Dengan adanya sentimen tersebut, Jakarta, Rabu (13/1/2021), Dow Jones Industrial Average naik 65,96 poin, atau 0,21%, menjadi 31.074,65, S&P 500 naik 2,25 poin, atau 0,06%, menjadi 3.801,86 dan Nasdaq Composite bertambah 27,94 poin, atau 0,21%, menjadi 13.064,37.
Sektor layanan komunikasi menjadi penurunan persentase terbesar dari 11 indeksi utama S&P 500. Hal ini dikarenakan investor khawatir bahwa perusahaan media sosial besar seperti Twitter Inc dan Facebook Inc dapat berada di bawah pengawasan peraturan yang meningkat.
“Banyak dari apa yang telah kita lihat hari ini dan kita telah melihat minggu ini adalah teknologi besar di bawah tekanan karena pengaruh dan kekuatan yang cukup besar yang mereka miliki,” kata O'Rourke ketika Facebook dan Twitter melarang Trump dari platform mereka setelah Capitol serangan.
“Diharapkan anggota Kongres akan menanggapinya dengan serius sekarang,” katanya.