JAKARTA - Ada sejumlah tantangan bagi perusahaan yang hendak melakukan Initial Public Offering (IPO) di bursa efek. Hal ini membuat para pengusaha masih enggan untuk mencatatkan perusahaannya di bursa.
Menurut Direktur BRI Danareksa Sekuritas Boumediene Sihombing, tantangan pertama, Dilusi dan Kontrol. IPO menciptakan dilusi kepada pemegang saham minoritas/publik dan intervensi meskipun terbatas.
Baca juga: Perusahaan Dikejar untuk IPO, Begini Manfaatnya
"Oleh karena itu, penentuan tingkat dilusi menjadi sangat penting," kata Boumediene saat webinar, Jakarta, Rabu (11/11/2020).
Kedua, lanjutnya, adanya transparansi dan Pelaporan sebagai perusahaan publik membutuhkan pelaporan dan keterbukaan rutin ke OJK dan BEI.
Baca juga: 5 Alasan Kenapa Startup Bisa IPO di Tahun Depan
Menurut dia, penyebaran informasi material, rencana dan target di masa depan adalah sensitif. Oleh karena itu harus dikelola secara profesional.
Ketiga, biaya menjadi perusahaan publik menimbulkan biaya tambahan terkait dengan persiapan seperti audit laporan keuangan, biaya profesi penunjang pasar modal, biaya pencatatan saham dan biaya-biaya lain yang timbul sehubungan dengan rencana IPO.