JAKARTA - Pandemi Covid-19 turut mempengaruhi kinerja PT Astra International Tbk (ASII) pada tahun ini. Perseroan memutuskan untuk memangkas belanja modal (capital expenditure/capex) akibat dari menurunnya kinerja di sejumlah divisi Grup Astra.
Head of Corporate Investor Relations Astra International, Tira Ardianti mengatakan, pihaknya memotong separuh atau 50% dari jumlah capex konsolidiasi perseroan sekitar Rp20-Rp21 triliun.
"Biasanya kami spend untuk capex konsolidasi sekitar Rp20 triliun atau Rp21 triliun, tahun ini kami potong separuhnya mungkin sekitar Rp10 triliun, dan sampai dengan Juni lalu kira kira sudah sekitar 38% dari target budget capex kami tahun ini yang sudah kami turunkan menjadi Rp10 triliun," ujar Tira dalam video conference, Selasa (25/8/2020).
Baca Juga: Laba Astra International Turun 44% Jadi Rp5,5 Triliun
Tira menambahkan, pemotongan capex tahun ini dilakukan karena adanya pandemi Covid-19 yang membuat Grup Astra harus menjaga tingkat arus kas.
"Mengingat situasi pandemi yang membuat Grup Astra harus menjaga tingkat arus kas kami sehingga salah satunya mengelola biaya masuk juga mengurangi belanja modal," kata dia.
Sementara itu, PT Astra International Tbk (ASII) berhasil membukukan pendapatan bersih konsolidasian grup sebesar Rp89,8 triliun pada semester I-2020. Hal ini dikarenakan pandemi Covid-19 yang turut mempengaruhi kinerja perusahaan.
Head of Corporate Investor Relations Astra International, Tira Ardianti mengatakan, pendapatan bersih konsolidasian Grup Astra pada semester I-2020 menurun 23% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, untuk laba bersih naik 16% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
"Laba bersih Grup Astra sebesar Rp11,4 triliun, meningkat 16 persen dibandingkan dengan semester pertama tahun 2019. Hal itu termasuk keuntungan dari penjualan saham di Bank Permata," ujar Tira.
Tira menambahkan, jika keuntungan penjualan saham Bank Permata tidak dimasukkan, maka laba bersih Grup Astra menurun 44% atau menjadi Rp5,5 triliun.
"Ini karena penurunan kinerja divisi otomotif, alat berat dan pertambangan, dan jasa keuangan, yang disebabkan oleh dampak pandemi Covid-19 dan langkah-langkah penanggulangannya," kata dia.