NEW YORK - Dolar Amerika Serikat (AS) rebound dari level terendahnya sejak dua tahun pada perdagangan Selasa (28/7/2020) waktu setempat. Namun, pasalnya tak akan bertahan lama di tengah kenaikan kasus virus Corona atau Covid-19 di AS.
Melansir Reuters, Jakarta, Rabu (29/7/2020), indeks dolar terhadap sekeranjang mata uang naik 0,18% menjadi 93,71. Kenaikan tersebut setelah turun menjadi 93,47 pada hari Senin, terendah sejak Juni 2018.
Baca juga: Dolar Babak Belur Terhajar Euro hingga Yen
"Saya pikir pasar hanya mengambil jeda, itu adalah aksi jual dolar yang cukup tanpa henti," kata Vassili Serebriakov, ahli strategi FX di UBS di New York.
Meluasnya penyebaran virus korona menghambat pemulihan ekonomi AS, sementara kawasan seperti Eropa tampaknya mengandung virus.
"Ekonomi global telah pulih dari COVID agak tidak merata, tetapi saya pikir basis pemulihan di tempat-tempat seperti Eropa dan Cina tampak lebih menggembirakan daripada di AS," kata Serebriakov.
Baca juga: Dolar AS Terus Merosot, Simak Penyebabnya
"Dolar adalah siklus berlawanan, jadi ketika ekonomi global mengambil dolar cenderung melemah," lanjutnya.