JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mengantongi laba bersih sebesar Rp27,5 triliun sepanjang 2019. Angka itu mengalami pertumbuhan 9,9% secara tahunan (yoy) dari realisasi di tahun 2018 yang sebesar Rp25 triliun.
Meski demikian, realisasi itu mengalami perlambatan secara persentase. Pada tahun lalu, Mandiri mampu mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 21,2% yoy dari realisasi di akhir 2017 yang sebesar Rp20,6 triliun.
Baca Juga: Fakta Menarik Royke Tumilaar Jadi Dirut Bank Mandiri, Nomor 5 Paling Dinanti
Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar menjelaskan, kinerja perseroan pada tahun lalu ditopang pertumbuhan kredit sebesar 10,7% yoy atau mencapai Rp907,5 triliun. Lewat penyaluran kredit itu, perseroan mencatatkan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar Rp59,4 triliun.
"Perolehan NII itu naik 8,8% yoy dibanding tahun sebelumnya," ujar dia dalam konferensi pers di Plaza Mandiri, Jakarta, Jumat (24/1/2020).
Baca Juga: Sah! Royke Tumilaar Resmi Jabat Dirut Bank Mandiri
Seiring dengan pertumbuhan kredit tersebut, Mandiri mencatat rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross turun 42 bps menjadi 2,33% dibandingkan Desember 2018. Alhasil, biaya cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) perseroan turut melandai sebesar -14,9% yoy menjadi Rp12,1 triliun.
Sementara itu, perseroan juga mencatat mengumpulkan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp933,1 triliun hingga akhir tahun 2019. Realisasi itu naik 11% dari posisi di akhir 2018 yang sebesar Rp840,9 triliun.