NEW YORK - Kurs dolar Amerika Serikat (AS) terhadap sekeranjang mata uang utam lainnya jatuh ke posisi terendah dua minggu pada akhir perdagangan Senin waktu setempat setelah ambruknya data sektor manufaktur AS.
Tercatat, sektor manufaktur AS menyusut selama empat bulan berturut-turut pada bulan November dan pengeluaran konstruksi turun secara tak terduga, memicu kekhawatiran ekonomi terbesar dunia itu akan masuk ke dalam resesi.
Baca Juga: Dolar AS Melemah di Tengah Ketidakpastian Perdagangan
Melansir Reuters, Jakarta, Selasa (3/12/2019), indeks dolar AS turun 0,4% di 97,839 setelah turun ke 97,811, level terendah dua minggu.
Greenback juga turun dari tertinggi enam bulan terhadap yen Jepang dan merosot ke palung dua minggu terhadap euro.
Baca Juga: Dolar AS Melemah di Tengah Perayaan Thanksgiving
Sebelum rilis data manufaktur AS, dolar juga melemah setelah Presiden AS Donald Trump pada hari Senin mengumumkan bahwa akan mengembalikan tarif impor baja dan aluminium AS dari Brasil dan Argentina sebagai pembalasan atas kelemahan mata uang yang katanya merugikan petani AS.
"Ini adalah kombinasi dari kekhawatiran perdagangan dan data AS yang lemah," kata wakil presiden bidang perdagangan dan perdagangan di Tempus Inc di Washington, John Doyle,
“Dolar sudah melemah sebelum data, tetapi kelemahan dipercepat ketika angka-angka manufaktur keluar. Itu tidak membantu bahwa laporan manufaktur dari Eropa mengalahkan ekspektasi dan kami buruk," katanya.