JAKARTA – Yuk Berinvestasi. Ajakan ini mungkin sudah kerap terdengar dalam perbincangan antar teman di café-café saat ini. Tetapi Apakah kita sudah benar-benar memahami apa tujuan berinvestasi? Secara definisi, berinvestasi diartikan sebagai kepemilikan atau pembelian produk investasi untuk memperoleh pendapatan tambahan di luar pendapatan dari usaha pokok atau penghasilan tetap.
Tujuan seseorang berinvestasi adalah untuk mendapatkan keuntungan di masa depan. Dana hasil keuntungan tersebut tentu berbeda pada masing-masing investor. Oleh sebab itu, sebelum berinvestasi, perlu memahami tujuan spesifik yang diinginkan di masa depan. Tujuan tersebut akan menjadi acuan untuk memilih instrumen atau produk investasi yang sesuai. Selain itu, tujuan investasi akan menentukan horizon atau jangka waktu investasi, baik yang berjangka waktu pendek, menengah, atau panjang.
Baca Juga: IHSG Turun 0,47% Dalam Seminggu, Nilai Kapitalisasi Pasar Jadi Rp7.105,01 Triliun
Kebutuhan jangka pendek, misalnya, rencana melangsungkan pesta pernikahan setahun ke depan, atau biaya melahirkan yang diperkirakan dua tahun lagi. Jangka menengah misalnya, rencana membeli kendaraan tiga tahun lagi, atau membeli dan merenovasi rumah. Sementara rencana jangka panjang misalnya untuk biaya sekolah anak, dana pensiun, ibadah haji, dan sebagainya yang jangka waktunya di atas lima tahun.
Pentingnya mengenal tujuan investasi juga berlaku di pasar modal. Calon investor dapat memilih produk investasi di pasar modal yang sesuai untuk kebutuhan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Produk investasi pasar modal yang utama terdiri atas saham, obligasi dan reksa dana.
Saham akan memberikan keuntungan yang optimal dalam jangka waktu panjang. Karena, harga saham mengalami fluktuasi harga dalam jangka pendek. Saham bersifat high risk dan high return. Memiliki risiko yang tinggi akibat turunnya harga saham, namun berpotensi memberikan keuntungan tinggi pula dari kenaikan harga saham dan pembagian dividen saham.
Selain mengalokasikan dana investasi jangka panjang di instrumen saham, berinvestasi di lebih dari satu saham akan mengurangi risiko. Dengan melakukan diversifikasi pada beberapa saham, jika salah satu saham mengalami penurunan harga, akan tertolong kenaikan harga saham lainnya. Buatlah portofolio investasi yang terdiri atas beberapa saham, atau beberapa jenis instrumen pasar modal.
Baca Juga: IHSG Naik 0,7% Selama Sepekan, Transaksi Harian Tembus Rp9,6 Triliun
Obligasi bisa dipilih untuk tujuan investasi jangka menengah. Obligasi adalah bukti kepemilikan atas utang. Saat jatuh tempo nilai obligasi akan sama dengan nilai nominalnya, karena penerbit obligasi akan membayarkan kembali dana pokok pinjaman sesuai nilai yang tertera di obligasi (nilai nominal). Meskipun obligasi juga diperjualkan di pasar sekunder di Bursa Efek Indonesia (BEI) kenaikan dan penurunan harga pasar obligasi relatif lebih kecil fluktuasinya dibanding saham. Sehingga investor dengan horizon investasi menengah, bisa memilih obligasi.